Nasihat Adalah Cinta

Fahruddin Achmad
Pengurus Pemuda Muhammadiyah Sulsel

Nasihat adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan segala kebutuhan lain manusia. Nasihat adalah fitrah. Sekeras apapun hati seseorang, sekeras apapun kepala seseorang, ia pasti butuh nasihat. Dengan nasihat, manusia menunjukkan keasliannya sebagai makhluk yang punya keterbatasan, kekurangan, kekhilafan. Ketika seorang manusia menghindari nasihat, menjauhi nasihat, maka saat itu pula ia mencabik kemanusiaannya, menyeburkan dirinya dalam kubangan, mudah tersesat.

Relasi nasihat dan agama bahkan lebih mendalam. Diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab shahihnya, Rasulullah Saw bersabda: “Agama itu nasihat”. Dalam konteks Islam, tanpa nasihat lemah agama seseorang. Tak ada kekuatan agama seorang muslim tanpa nasihat. Itu sebabnya da’wah adalah kewajiban timbal balik; wajib berda’wah dan wajib dida’wahi.

Mengapa Nasihat Penting?

Dalam nasihat ada cinta, kebaikan dan do’a yang menyatu dalam lisan, tulisan, ataupun tindakan. Dalam nasihat ada kasih sayang, keinginan kuat pemberi nasihat agar yang dinasihati tetap jadi orang baik, orang berilmu, dan berada dalam koridor petunjuk Allah Swt.

Relasi agama dan nasihat bertemu pada cinta. Sebab, inti Agama adalah cinta. Cinta pada Allah, cinta pada Rasul-Nya, cinta pada ciptaanNya, dan segala dari-Nya. Cinta melahirkan rasa syukur. Cinta menumbuhkan rasa sabar. Cinta memuara pada ketaatan. Tak ada agama tanpa cinta. Tak ada ketaatan tanpa cinta. Nasihat adalah alat yang sangat kuat merekatkan ketika cinta renggang, menyatukan ketika cinta kendor. Nasihat menjadi alat yang sangat kuat mendorong ketika cinta lemah, ketika cinta mundur.

Menyikapi Nasihat

Manusia bijak senang dengan nasihat, bahagia dengan nasihat. Dengan nasihat manusia memotivasi diri, menyemangati jiwa, menghidupkan hati. Isi nasihat mempengaruhi hasil pada orang yang dinasihati. Makin bijak sebuah nasihat, makin memberi nilai perubahan pada orang yang dinasihati. Nasihat yang baik dilandasi niat yang baik, ikhlas, dan sabar. Keberkahan nasihat sejalan kedalaman ikhlas dan kesabaran pemberi nasihat.

Bacalah dan petiklah mutiara nasihat di dalam setiap tulisan, dalam setiap pelajaran, dalam setiap da'wah yang didengar. Insya Allah menambah ilmu, menguatkan niat, meneguhkan tekad: menjadi orang cerdas dan bijak itu mudah; bahagia dengan nasihat.

Ada begitu banyak nasihat dari detik ke detik datang pada manusia. Cinta Tuhan terus menerus mengalir dalam darah tiap insan. Sadarkah akan hal itu?

Ketika bangun dari tidur bisa bernafas, di belahan bumi lain ada yang wafat, maka tertutuplah kesempatannya menambah amal. Ketika mata bisa melihat, di tempat lain ada yang buta maka tak leluasalah ia membaca Al Qur'an, tak leluasa ke masjd dan majelis da'wah.

Ketika telinga terang mendengar, ketika tangan kuat menggenggam, ketika kaki cepat berjalan, di tanah bumi lain ada yang tuli, bisu, lumpuh, cacat, terbaring di rumah sakit, atau dalam penjara, maka terbataslah kesempatannya meningkatkan pahala, terbataslah ruangnya memperbanyak amal sholeh, terbataslah waktunya mendulang amal jariyah.

Ketika seseorang punya pekerjaan dan menghasilkan  harta, ada orang lain dalam kemiskinan dan kelaparan, maka ia tak bisa berzakat terlebih bersedekah. Ketika seseorang berkendara dalam banyak urusan, ada orang lain hanya bisa menempuh jauh berjalan, mengayuh sepeda, bergonta ganti angkot terbatas, maka ia tak bisa cepat menyelesaikan satu urusan ke urusan lain.

Kesempatan adalah nasihat yang datang setiap detik, tapi manusia selalu melupakannya, padahal Allah Swt sudah ingatkan berkali kali dalam banyak ayat di surah Ar Rahman: fabiayyi alaa irabii kumaa tukazzibaan; Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Bagaimana Menasihati Diri?

1) Menjaga ikhlas atas semua aktifitas, pasti akan terpancar secara alami keberkahan dari keikhlasan itu. Tak perlu berpura, tak perlu mencitrakan diri. Orang lain akan merasa dinasihati atas keikhlasan itu.

2) Bertekad selalu bermanfaat kapan dan di mana saja, pasti akan mengalir rasa terima kasih dan do'a dari orang-orang yang dibantu. Itu yang akan membersihkan dosa dan mengangkat amalan diterima Allah Swt. Tak mesti dengan uang banyak, tak harus dengan harta melimpah. Bermanfaatlah dengan kemampuan yang dimiliki, itulah sebaik baik pengorbanan.

3) Bersahabat dengan orang orang yang senang dengan nasihat, bersama-sama ke pengajian, beramai-ramai ke majelis da'wah, mendiskusikan manfaat dari nasihat, mengamalkan kolektif isi nasihat.

4) Turut menebarkan nasihat dengan bijaksana dan cara yang terbaik. Santun menggunakan media sosial. Arif menggunakan kata-kata dalam berbahasa. Menjauhi ghibah, menghindari fitnah.

5) Senantiasa merenungkan perjalanan hidup, menyadarkan diri jika umur terus berjalan namun amalan masih sangat sedikit menuju akhirat, mengingatkan diri jika umur terus bertambah berarti kematian semakin menghampir. Kesadaran arti hakikat hidup mengantar manusia menjauhi dosa, memilih menjadi manusia yang dicintai Allah Swt

Nasihat adalah Cinta. Gembiralah dengan nasihat, cinta pasti tumbuh dalam hati. Bahagialah dengan nasihat, cinta pasti berkembang dalam jiwa. Innallaha ma’ana, sesungguhnya Allah Bersama kita (Qs At Taubat: 40).

Sumber: harianamanah.com (Kamis, 14/12/17) pada rubrik Kalam