Republika (Jum’at 15/12/17) Rubrik
Fikih Muslimah
Adam AS diturunkan dari surga ke
bumi setelah melanggar perintah Allah SWT. adam yang diminta untuk menjauhi
buah khuldi ternyata ‘kepleset’ godaan setan. Dia pun menjajal buah itu.
setelah itu, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dalam kondisi terpisah.
Sering
kisah Adam turun dari sura ditafsirkan karena salah Hawa. Syahdan, Hawa disebut
membujuk Adam untuk memetik buah khuldi tersebut. Syeikh Yusuf Qaradhawi dalam Fiqih
Kontemporer menjelaskan, sumber pendapat ini adalah kitab Taurat degan
segala bagian tambahannya. Kisah ini diimani oleh kaum Yahudi dan Nasrani.
Namun,
bagi para pembaca Al-Quran akan berbeda. Allah berfirman, “Dan Kami berfirman,
‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
zalim.” (QS al-Baqarah: 35)
Dalam
ayat lainnya, disebutkan jika sosok yang mendorong Adam dan Hawa untuk memakan
buah terlarang itu adaah setan. “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari
surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula..” (al-Baqarah: 36)
Kisah
tentang setan menipu Adam dan Hawa secara detail diterangkan dengan perinci
dalam QS al-A’raf (20-23)
“Maka syaitan membisikkan pikiran
jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari
mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan
mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau
tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)" (QS al-A’raf: 20)
“Dan dia (syaitan) bersumpah kepada
keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat
kepada kamu berdua" (QS al-A’raf: 21)
“Maka syaitan membujuk keduanya
(untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah
kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya
menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka:
"Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku
katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
kamu berdua? (QS al-A’raf: 22)
“Keduanya berkata: "Ya Tuhan
kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni
kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang
yang merugi.” (QS al-A’raf: 23)
Dalam ayat lainnya, Allah berfirman,
“Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan
perintah itu) dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat...” (QS Thah:
115). Dalam ayat ini, Adam AS merupakan pihak pertama diminta
pertanggungjawaban tentang pelanggaran itu, bukan Hawa. Karena itu, peringatan
dari Allah ditujukkan kepada Adam.
Kekuarang itu pun dinisbatkan kepada
Adam dan yang dipersalahkan pun Adam. Meski istrinya turut melakukan
pelanggaran, petunjuk ayat-ayat Al-Quran menjelasan jika peranan Hawa tidak
seperti peran Adam. Hawa pun memakan buah khuldi dan melanggar aturan tersebut
karena mengikuti Adam. Meski demikian, Nabi Adam kemudian bertaubat. Allah pun
memberi keduanya petunjuk untuk menjadi khalifah di muka bumi. Wallahu’alam.
COMMENTS